Scroll untuk membaca artikel
Selasa, 06 Desember 2022 | 11:54 WIB

Marak Penipuan Berkedok Kurir J&T Express, Pelaku Incar Kode OTP buat Sedot Saldo M-Banking Korbannya

Indian
Marak Penipuan Berkedok Kurir J&T Express, Pelaku Incar Kode OTP buat Sedot Saldo M-Banking Korbannya
Marak Penipuan Berkedok Kurir J&T Express, Pelaku Incar Kode OTP buat Sedot Saldo M-Banking Korbannya. (Instagram/@jntexpressid)

Jagat media sosial belakangan dihebohkan dengan beredarnya modus penipuan berkedok kurir J&T Express. Disebutkan jika pelaku penipuan ini mengirimkan file kepada pelanggan lewat aplikasi WhatsApp dan meminta agar calon korbannya menginstal aplikasi itu dengan dalih untuk melihat pesanannya. 

Modus penipuan berkedok kurir jasa ekspedisi itu disebut bisa menguras saldo calon korban di M-Banking.

Dikutip dari Suara.com, Selasa (6/12), modus penipuan itu viral setelah akun Twitter Eza Hazami, @ezash mengunggah foto hasil tangkapan layar bukti chat diduga dari pelaku penipuan itu. 

"Baru tau kalo lately ada modus kejahatan baru yg nyamar jadi kurir, ya. Jadi alih2 ngirimin foto, gataunya dia ngirimin file yg bentuknya APK dan kalo didownload/install bisa ngambil data kamu secara diem2 (termasuk uang!). Harap berhati2 ya ges kalo nerima chat kayak gini," kata Eza dalam akun Twitter, dikutip Selasa.

Baca Juga:Tampil Perdana, Minho SHINee Akan Bawakan Lagu 'Chase' di Acara Fan Meeting

Incar Kode OTP Korbannya

Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom akhirnya membongkar modus penipuan berkedok kurir J&T Express yang sedang viral itu. Menurutnya, penipu ini mengincar kode one time password (OTP) milik korban yang dikirim via SMS. Dengan OTP ini, Alfons menyebut kalau pengguna bisa mengakses akun m-Banking korbannya secara ilegal.

"OTP hanya digunakan oleh bank jika ada verifikasi penting seperti perpindahan ponsel m-Banking ke perangkat baru lain. Hal ini berarti siapapun yang bisa mengakses OTP tersebut bisa memindahkan akun m-Banking tersebut ke ponsel lain dan melakukan transaksi seperti menguras dana akun tersebut dan mengirimkannya ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan penipu," ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa.

Dia mengaku, pengguna saat ini sudah memahami agar tidak memberikan SMS OTP ke siapapun. Tapi nyatanya kode OTP itu masih bisa diperoleh secara ilegal lewat aplikasi yang namanya SMS to Telegram. Menurutnya, sebenarnya aplikasi SMS to Telegram ini bukan aplikasi jahat. Sebab ini aplikasi yang banyak tersedia di Google Play Store dan diberikan secara gratis di Github.

Dia juga mengatakan aplikasi ini berguna untuk membantu pengguna ponsel untuk membaca SMS-nya di aplikasi Telegram dan bisa digunakan untuk otomasi pendukung aplikasi lain. Sayangnya, aplikasi itu justru dipakai penipu untuk melakukan aktivitas ilegal. Nah, Alfons mengatakan kalau penipuan ini bisa dilakukan via aplikasi SMS to Telegram tersebut.

Baca Juga:Mantan Calon Istri Ryan Dono yang Gagal Nikah Karena Minta Sertifikat Rumah Muncul, Ngaku Dijanjikan Rumah dan Mobil

"Ketika pengguna m-Banking sudah banyak yang sadar akan pentingnya menjaga kode OTP yang dikirimkan ke SMS dan tidak memberikan ke penipu, maka penipu mencari cara lain untuk mendapatkan OTP tersebut. Dan pilihannya adalah program SMS forwarder yang banyak tersedia di Play Store dan satu yang populer adalah SMS to Telegram," papar dia.

Alfons juga menjelaskan kalau aplikasi ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip seperti aplikasi pengiriman paket J&T Express. Nah, penipu mengirimkan aplikasi itu dalam bentuk APK lewat chat WhatsApp. Dari sana korban akan diarahkan untuk mengunduh aplikasi bodong tersebut dan memasangnya (instal) di ponsel.

Alfons menilai kalau rekayasa sosial (Soceng) ini sangat efektif untuk membuat korbannya menginstal aplikasi tersebut.

Lalu ketika proses instalasi selesai, aplikasi palsu ini bakal meminta banyak sekali hak akses. Menurut Alfons, salah satu yang amat berbahaya bagi pengguna m-Banking adalah hak akses untuk membaca dan mengirimkan SMS.

"Jika aplikasi ini berhasil terinstal, maka bot otomatis akan mengirimkan SMS yang masuk ke perangkat ke akun telegram penipu menggunakan bot SMS to Telegram untuk kemudian di eksploitasi oleh penerima OTP ini," katanya.

Alfons kemudian menyarankan kalau modus penipuan ini sebenarnya tidak akan terlalu berpengaruh pada pengguna ponsel yang cukup mengerti teknologi. Sebab mereka biasanya akan menghindari instalasi aplikasi dari luar toko aplikasi Google Play Store.

"Apalagi hak yang diminta sangat tinggi, khususnya membaca SMS dan mengirimkannya lagi," lanjut dia.

Namun, karena pengguna m-Banking yang diincar oleh penipu ini umumnya adalah orang awam, maka Alfons menyebut kalau kemungkinan besar korban akan tertipu.

"Karena itu Vaksincom menyarankan para pengguna m-Banking untuk ekstra hati-hati dan jangan pernah menginstal aplikasi SMS forwarder, apalagi aplikasi dari dari luar Play Store," tegas dia. (Sumber: Suara.com)

Berita Terkait

Tag

terpopuler

Tech

Terkini

Loading...
Load More
Ikuti Kami

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda