Setelah kelar menjalani pemeriksaan di KPK, Rafael Alun Trisambodo memohon untuk dikasihani. Hal itu disampaikannya saat dicegat awak media yang menunggunya di luar Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (1/3).
Sejak pagi tadi, Rafael memang sudah datang ke KPK untuk menjalani klarifikasi soal harta kekayaannya yang mencapai Rp56 miliar. Terkait klarifikasi itu, Rafael diperiksa selama 9 jam.
Diketahui, kekayaan fantastis Rafael disorot setelah anaknya Mario Dandy Satrio terlibat kasus penganiayaan terhadap remaja bernama David.
Saat diserbu para jurnalis sesuai menjalani pemeriksaan, Rafael mengaku sangat lelah dan minta dikasihani.
Baca Juga:Shin Tae-yong Coret Zanadin Fariz, Brandon Scheunemann Susul Timnas Indonesia U-20 ke Uzbekistan
"Saya sudah sampaikan itu, saya sudah lelah dari pagi, tolong kasihani saya, saya sudah lelah, saya sudah lelah," ujarnya.
Namun sebelum itu, dia menyampaikan harapan untuk kesembuhan David, korban penganiayaan sadis putranya Dandy.
"Saya saat ini mendoakan untuk ananda David, supaya ananda David agar segera sembuh, pulih kembali seperti sediakala," kata Rafael.
Tak hanya itu, dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada kelurga besar David.
"Saya menyampaikan permohonan maaf kepada bapak, keluarga bapak Jonathan (ayah dari David), Kepada sekeluarga besar PBNU dan keluarga besar Banser, GP Ansor Banser," ujarnya.
Baca Juga:Jika Target Tercapai, Segini Bonus yang Bakal Diterima Pegawai Pajak
Dia juga menyampaikan, dirinya telah memenuhi kewajiban untuk memberikan klarifikasi soal harta kekayaannya.
"Jadi saya telah memenuhi kewajiban saya untuk memberikan klarifikasi atas undangan yang diberikan oleh KPK kepada saya," kata dia.
Sebelumnya, Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menegaskan pemeriksaan kepada Rafael Alun Trisambodo bukan hanya untuk memastikan total jumlah harta kekayaannya, namun menelusuri asal muasal kekayaannya yang mencapai Rp 56,1 miliar.
"Jadi target kami bukan hanya sekadar mengklarifikasi ini hartanya bener apa enggak, tapi asalnya dari mana. Kalau asalnya bisa dipertanggungjawabkan," tegas Pahala.
(Sumber: Suara.com)