Scroll untuk membaca artikel
Rabu, 15 Maret 2023 | 11:57 WIB

Fakta Baru Skandal Asmara Bidan di Banten Berujung Maut: Mantri Diduga Suntik Mati Pak Kades buat Bikin Jera Bukan untuk Membunuh

Indian
Fakta Baru Skandal Asmara Bidan di Banten Berujung Maut: Mantri Diduga Suntik Mati Pak Kades buat Bikin Jera Bukan untuk Membunuh
Fakta Baru Skandal Asmara Bidan di Banten Berujung Maut: Mantri Diduga Suntik Mati Pak Kades buat Bikin Jera Bukan untuk Membunuh. [IST] (IST)

Ditemukan fakta baru terkait dugaan skandal asmara yang berujung tewasnya Kades Curuggoong, Salamunasir usai diduga disuntik seorang mantri berinisial SE. Disebutkan jika SE sudah merencanakan aksinya penyuntikannya, namun bukan untuk membunuh korban. 

Pelaku diduga menyuntik mati Kades Salamunasir lantaran dituding telah berselingkuh dengan sang istri yang berprofesi sebagai bidan desa. 

Fakta itu diungkap oleh pengacara Mantri SH, Raden Yayan Elang. Adapun peristiwa itu terjadi setelah pelaku dan korban terlibat adu mulut pada Minggu (12/3) lalu. 

"Ada dugaan perselingkuhan antara korban (S) dengan istri pelaku (SH)," kata Raden seperti dikutip  dari Poptren.suara.com, Selasa (15/3). 

Baca Juga:4 Fakta Siswa SMK Tewas Dibacok di Bogor, Warga Sempat Tuntut Korban Baca Syahadat

Menurut Mantri SH, lanjut Raden, korban sudah berkali-kali mendekati istri pelaku yang bekerja sebagai bidan desa. Atas dasar itulah lalu SH mendatangi rumah korban untuk menanyakan hal tersebut.

Saat hendak menemui korban, SH memang telah mempersiapkan jarum suntik berisi cairan. Pendek kata, ia sudah merencanakan penyuntikan itu, tapi tujuannya biar korban jera, bukan untuk membunuh.

"Kalau suntikan itu sejauh ini menurut pengakuannya, dia (SH) bawa, udah disiapkan. Tapi, tujuannya bukan untuk membunuh, hanya untuk memberi efek jera," terang Raden.

Sementara dari pihak kuasa hukum keluarga korban Salamunasir, Eki Wijaya Pratama, mengimbau agar penyidik dan masyarakat tidak langsung memercayai rumor tersebut. Karena fakta dan duduk perkara pada kasus kliennya masih dalam proses penyelidikan.

"Kami sebagai keluarga juga masih mengumpulkan bukti, masih mencari, peristiwa ini dugaannya persoalan di mana muaranya. Kalau ada isu-isu (perselingkuhan) jangan terlalu percaya kalau peristiwa faktanya tidak seperti itu," tegas Eki pada wartawan, Senin (13/3).

Baca Juga:Rektor Universitas Udayana Bantah Korupsi Dana SPI Mahasiswa: Mengalir ke Kas Negara

Eki berharap semua pihak menghormati proses hukum yang sedang dilakukan oleh Polresta Serang Kota. Soal motif, keluarga korban, dikatakannya agar berbagai pihak tidak ada yang melontarkan isu tidak benar.

Sempat Kejang

Menurut informasi yang diberikan polisi, pelaku SH datang ke rumah korban pada Minggu siang, dan sesampainya di sana terjadi cekcok sehingga SH mengeluarkan jarum suntik yang berisi cairan Sidiadryl diphenhydramine dan menyuntik korban. 

Korban yang mendapat suntikan di bagian punggung langsung kejang-kejang, hingga akhirnya pingsan dan tewas di tempat.

"Kami mendapatkan kronologis kejadian bahwa pelaku menggunakan jarum suntik yang di dalamnya sudah diisi dengan obat cairan, yaitu Sidiadryl diphenhydramine," kata Wakapolresta Serang Kota, AKBP Hujra Soumena, di kantornya, Senin (13/3).

Adapun Sidiadryl diphenhydramine merupakan obat alergi yang lazim digunakan untuk meredakan gejala demam, flu, hingga batuk. Dalam dosis yang pas, cairan ini tidak berbahaya atau sampai menyebabkan kematian.

Saat ini pihak kepolisian masih belum memastikan, apakah korban tewas karena efek cairan tersebut atau karena hal lain. Mereka masih menunggu hasil autopsi tim forensik guna mengetahui penyebab pasti kematian.

Berita Terkait

Tag

terpopuler

Happening

Terkini

Loading...
Load More
Ikuti Kami

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda